Pelacur dan Kekerasan Simbolik
Oleh dunia maskulin, kata “pelacur” terus dipertahankan hanya karena kata inilah yang dianggap ampuh untuk menjatuhkan martabat perempuan serendah-rendahnya. Ini bentuk kekerasan simbolik yang selama ini dibiarkan.
Penggunaan kata pelacur dan segala padanannya untuk menyerang perempuan memperlihatkan masih kuatnya dominasi maskulin di negeri kita. Prasangka ini bukan hadir tanpa dasar, melainkan terbaca jelas lewat pemakaian bahasa yang digunakan si penyerang, termasuk penggunaan kata “pelacur”. Sebuah kata yang tercipta khusus untuk perempuan, dan seolah sengaja ‘dilestarikan’ dengan cara sedemikian rupa sebagai senjata khusus untuk (menundukkan/membungkam) perempuan.
Sebagai bagian dari kelompok yang didominasi, perempuan rentan mengalami kekerasan, baik fisik maupun simbolik. Berbeda dari kekerasan fisik, kekerasan simbolik cukup sulit dikenali, bahkan seringkali tidak disadari oleh korbannya.