logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTorang Papua
Iklan

Torang Papua

Menjaga integrasi bangsa itulah yang kita perlu antisipasi ke depan. Kebinekaan hanya bisa bertahan lama apabila kita semua mengembangkan kultur toleransi sehati.

Oleh
Renville Almatsier
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DqwtJqYindOG1E-0q_0g-zGVPA0=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fcd481e2c-495e-47a7-a0fc-212cdefbdbd6_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah (kiri) dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengibaskan bendera PON disaksikan Ketua Umum KONI Marciano Norman (tengah), Gubernur Papua Lukas Enembe (kedua dari kanan), dan Ketua Harian PB PON Papua 2021 Yunus Wonda pada upacara penutupan PON Papua 2021 di Stadion Utama Lukas Enembe, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (15/10/2021). Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pemerintah menunjuk Aceh dan Sumut sebagai tuan rumah pelaksanaan PON XXI tahun 2024. Ini menjadi sejarah baru di mana PON diselenggarakan secara bersama di dua provinsi yang berbeda.

Sekalipun hanya sebagai salah satu penonton pembukaan PON 2021 di Jayapura melalui layar kaca, saya merasa terharu dan bangga. Pemda dan rakyat Papua ternyata bisa menjadi tuan rumah acara berskala besar semegah itu.

Papua dikenal sebagai tanah kaya yang masih terus resah, baik karena ulah kelompok OPM, atau kini KKB, maupun kerentanan hubungan antarsuku. Di tengah kemeriahan PON, masih terselip berita kerusuhan antarsuku hanya akibat berita hoaks (Kompas, 5/10/2021). Betapa rentannya saudara-saudara kita ini.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan