logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊHadiah Nobel dan Visi Sains
Iklan

Hadiah Nobel dan Visi Sains

Jika mendambakan pemenang Nobel asal Indonesia, tidak bisa lain, pekerjaan rumah bagi lahirnya insan bertalenta tinggi, pendidikan unggul, dan ekosistem riset, serta ketekunan nirgodaan duniawi perlu dibangun.

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/QzvuPvS3sDOrwh-100C2BsqMz7M=/1024x689/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F063_1235734367_1633604648.jpg
KENA BETANCUR/GETTY IMAGES NORTHAMERICA /GETTY IMAGES VIA AFP

Profesor Universitas Princeton David W.C. MacMillan berjalan seusai menghadiri konferensi pers mengenai anugerah Nobel Kimia yang diperolehnya, di Universitas Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, 6 Oktober 2021.

Ini satu hal rutin, di awal Oktober pengagum sains: fisika dan kimia, fisiologi/kedokteran, kesusastraan, perdamaian, dan ekonomi menanti peraih Hadiah Nobel.

Penghargaan prestisius dunia itu diprakarsai oleh penemu dinamit asal Swedia, Alfred Nobel (1833-1896). Tahun ini, kita sudah membaca peraih hadiah untuk kedokteran, fisika, dan kimia. Terkadang muncul pertanyaan tentang penerima, khususnya untuk Nobel Perdamaian, tetapi umumnya kita kagum oleh peraih Nobel bidang sains. Pertama, oleh tingginya mutu hasil penelitian pemenang, baik untuk kemajuan bidang sains yang ditekuni maupun kemanfaatannya bagi umat manusia.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan