Agama-agama yang Ramah Lingkungan
Agama-agama yang ramah lingkungan hanya dapat dikembangkan bersama semua orang, apa pun agama dan kepercayaannya. Ketika agama-agama bergerak bersama merawat Bumi, saat itulah sudah dikembangkan ekologi interreligius.
Dengan asumsi bahwa agama tak hanya bersifat teosentris melainkan juga berdimensi sosiologis dan kosmologis, Prof M Zainuddin menyampaikan opininya tentang “Agama yang Menyejukkan” (Kompas, 28/9/2021). Umat beragama saat ini dituntut mampu memahami dan menjelaskan doktrinnya dan memberikan jawaban terhadap problem kemanusiaan secara menyeluruh, termasuk problem lingkungan hidup.
Menarik bahwa disebutkan dalam perspektif Islam, pentinglah mengembangkan tiga kesatuan relasional: manusia dengan Tuhan (hablun min Allah), dengan sesama (hablun min al-nas), dan dengan semesta alam (hablun min al-‘alam). Selama ini, yang lebih dominan diwartakan adalah dua dimensi pertama. Sedangkan dimensi ketiga sering dilupakan. Menurut hemat saya, inilah justru salah satu aspek penting Islam sebagai rahmatan lil alamin.