logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บAplikasi Peduli Lindungi
Iklan

Aplikasi Peduli Lindungi

Jabatan sekretaris jenderal yang menjalankan roda organisasi sebaiknya diisi eksekutif berlatar belakang profesional dengan kemampuan manajemen mumpuni. Ia diberi imbalan layak sebagaimana bekerja di korporasi.

Oleh
FX Wibisono
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6VFhyXBG5BljdRnpL0bNcH9QIVc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F02aa852e-0839-4a69-8b9c-f806b77d42af_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (kiri) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menunjukkan sertifikat vaksin yang berhasil dibobol dari situs PeduliLindungi, saat menggelar jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (3/9/2021). Aparat kepolisian berhasil mengungkap jaringan pembobol data aplikasi PeduliLindungi yang sudah berhasil menjual 93 sertifikat vaksin kepada warga. Sertifikat vaksin tersebut ditawarkan melalui media sosial dengan harga antara Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu. Empat orang, diantaranya adalah pegawai kelurahan, sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK) 03-09-2021

Berita Kompas โ€Gagal Vaksin karena NIK Dipakai Orang Lainโ€ (Jumat, 6/8/2021) sangat memprihatinkan. Dalam pelaksanaan vaksinasi memang masih ditemukan pelbagai masalah, termasuk sulitnya pendaftaran online, tidak mendapat sertifikat vaksin, dan lain-lain.

Pemerintah telah memperkenalkan aplikasi Peduli Lindungi sebagai sarana masuk ke ruang publik dan urusan perjalanan. Sayangnya, proses mengunduh aplikasi Peduli Lindungi tidak mudah bagi mereka yang tidak terbiasa dengan teknologi digital atau yang sudah lanjut usia, terutama dalam hal mengisi data dan memindahkan 6 digit one time password (OTP). OTP dikirim melalui SMS 1199 dan hanya berlaku satu menit.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan