logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSoekarno dan Afghanistan
Iklan

Soekarno dan Afghanistan

Ketika Bung Karno berkunjung ke Afghanistan pada 1961, Afghanistan adalah negara yang damai dan penduduknya ramah. Kunjungan ini mengawali kerja sama bilateral RI-Afghanistan dan peran RI di negara-negara Islam.

Oleh
GUNTUR SOEKARNOPUTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Oobb5wsgXpMxy60zur-vbxsU8Vc=/1024x544/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210903-OPINI-Soekarno-dan-Afganistan_1630676594.jpg
KOMPAS/SUPRIYANTO

Supriyanto

Seperti diberitakan media massa, kelompok Taliban untuk kedua kalinya kembali berhasil menguasai Afghanistan dengan menduduki Istana Kepresidenan Delkussa, Kabul, pada 15 Agustus 2021. Setelah Kandahar dan Jalalabad jatuh, dan kemudian ibu kota Kabul, genaplah sudah kelompok Taliban mengendalikan negeri yang disebut-sebut kaya dengan sumber daya alam tambang dan situs sejarah kerajaan Islam. Kini, kelompok Taliban tengah membentuk pemerintahan baru di Afghanistan, yang diberi nama sama dengan saat mereka berkuasa pada 26 September 1996, yaitu Emirat Islam Afghanistan.

Jatuhnya Kabul ke tangan kelompok Taliban mengingatkan cerita Bung Karno waktu berkunjung ke Afghanistan pada 18 Mei 1961. Juga penuturan mantan Komandan Desatemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, sepulang menyertai kunjungan Presiden Soekarno.

Editor:
yovitaarika
Bagikan