logo Kompas.id
OpiniPahlawan Kesehatan
Iklan

Pahlawan Kesehatan

Jika tujuannya untuk skrining, menapis agar orang yang masuk tidak membawa SARS-CoV-2, bukankah cukup ”rapid” antigen saja? Hasil ”rapid” antigen keluar dalam hitungan menit, selain biaya jauh lebih murah.

Oleh
Agus Dermawan T
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5d93hawZZiV4rlOxnFhgc6GOitI=/1024x678/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201110RZF14_1605021995.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah tenaga kesehatan dari unsur TNI, Polri, sukarelawan sipil, dan petugas medis meneriakkan yel-yel seusai mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di kompleks Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2020). Upacara tersebut dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sebanyak 1.719 pasien yang terinfeksi virus korona dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet.

Dua momentum 17 Agustus berada dalam kurungan pandemi Covid-19. Dari sini kita teringat kepahlawanan para dokter dan tenaga kesehatan yang berjuang sangat luar biasa memulihkan kesehatan bangsa selama 17 bulan.

Kita tak akan bisa membayar jasa mereka dengan cara apa pun. Namun, kita punya kesempatan untuk mengapresiasi jerih payah mereka dengan cara yang kita bisa. Untuk para perupa, misalnya, bisa dengan membangun monumen bertema ”Pahlawan Kesehatan Indonesia”.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan