Di Kamar Broto dan Ayu, Keluarga Emak Abah Utopia Belaka
Saya terkesan dengan film terbaru Tompi ini. Bukan oleh cara sutradara mengakhiri film ini yang menolak konsepsi ”happy ending”, melainkan setelah melihat dinding-dinding rumah dari pasangan muda Broto dan Ayu itu.
Tesis pertama saya adalah bahwa film terbaru Tompi yang diluncurkan di tahun kedua pandemi Covid-19 berjalan sepenuhnya adalah antitesis terhadap film Keluarga Cemara (2018) atau Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah (TETA, 2021).
Film Selesai sepenuhnya menampilkan secara telanjang isu perselingkuhan dua manusia yang berstatus suami istri, sementara film Keluarga Cemara dan TETA sepenuhnya adalah ikhtiar keluarga sederhana menggapai apa yang disebut dalam ucapan mulia yang dinisbatkan kepada mereka yang baru menikah: sakinah mawaddah warahmah.