Refleksi Pandemi
Covid-19 dan "Pembalikan Radikal"
Sirene ambulans yang meraung-raung hampir setiap saat, dan berita kematian membanjiri media sosial kita, memang mengajar orang untuk melihat keringkihan hidup yang kerap tersembunyi di balik gemerlapnya kemajuan.

Didie SW
Sejak awal pandemi, saya berusaha mempersiapkan batin untuk dua kemungkinan terburuk. Pertama, walau pandemi dapat berakhir, tetapi ancaman virus Covid-19 akan selalu ada sebagai risiko hidup.
Dan kedua, boleh jadi saya tidak dapat sintas dari ancaman pandemi, karena itu melatih diri untuk mati. Saya berharap, dengan persiapan itu, saya akan dapat lebih menjaga sikap, terutama batin dan pikiran, menghadapi pandemi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Covid-19 dan "Pembalikan Radikal"".
Baca Epaper Kompas