logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenjaga Gairah Film Indonesia ...
Iklan

Menjaga Gairah Film Indonesia melalui FFI

Di tengah pandemi Covid-19, FFI tetap dapat dilaksanakan pada akhir 2020. Prosedur seleksi, nominasi, hingga penjurian akhir dapat berjalan di tengah berbagai keterbatasan. Semoga FFI ke depan tetap berjalan baik.

Oleh
Riri Riza
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PwNlk-wkf351wA4CIrbev39SMOY=/1024x1396/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F20210724-ilustrasi-sketsa-9_web_1627119669.jpg

Festival Film Indonesia adalah bagian penting dari sejarah film dan kebudayaan Indonesia. Adalah Usmar Ismail dan Jamaluddin Malik, dua penting bapak pendiri film Indonesia, yang melihat bagaimana kehadiran sebuah festival film berskala nasional merupakan suatu bagian yang melengkapi budaya film secara utuh. Bersama beberapa seniman, pekerja film, dan wartawan, keduanya menginisiasi Festival yang awalnya bernama Pekan Apresiasi Film Nasional pada tahun 1955.

Sejak awal tujuan FFI adalah menjadi perhelatan dimana pencapaian film Indonesia selama setahun di evaluasi, para pembat film berkumpul untuk berjejaring dan film film diputar di bioskop bergengsi Jakarta. Dilakukan pula penjurian yang memilih para pembuat film terbaik. Film film pemenang akan mewakli Indonesia di ajang Festival Film Asia . Jika kita menilik kembali sejarah film Indonesia nama-nama paling berpengaruh dalam sejarah perfilman Indonesia seperti Wim Umboh, Ami Priyono, Turino Djunaedi, Bing Slamet, Soekarno M. Noer, Arifin C. Noer, Sjuman Djaja, Teguh Karya, Eros Djarot, dan Garin Nugroho adalah mereka yang berprestasi di FFI.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan