logo Kompas.id
›
Opini›Rasialisme Nodai Sportivitas
Iklan

Rasialisme Nodai Sportivitas

Sportivitas ibarat sendi utama olahraga. Dalam sportivitas ada suasana saling respek di antara atlet, pelatih, wasit, juga penonton.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XD1mBmZHlEskFRTh_pV5aWvue60=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FFBL-EURO-2020-2021-RACISM-RASHFORD-POLITICS_97580090_1626228809.jpg
AFP/LINDSEY PARNABY

Aktivis anti-rasialisme berdemo di depan mural bergambar wajah Marcus Rashford, pesepakbola Inggris yang terdampak perilaku rasialisme seiring kekalahan Inggris pada final Piala Eropa 2020.

Publik tercengang oleh  kasus rasialisme terhadap beberapa pesepakbola Inggris, usai tim Inggris  kalah dalam adu penalti dari Italia, pada final Piala Eropa 2020, di Stadion Wembley, London, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. Italia menang adu penalti 3-2, setelah skor seri 1-1 hingga perpanjangan waktu.

Tiga pemain Inggris yang gagal menjadi eksekutor  penalti yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, Bukayo Saka, menjadi korban rasialisme. Di Manchester, mural bergambar Rashford menjadi sasaran vandalisme. Warga yang bersimpati lalu menempelkan kertas berisi dukungan. (Kompas, 13/7/2020).

Editor:
adiprinantyo
Bagikan