Dialog Sejarah di Tulsa
Sejumlah kasus pelanggaran HAM masa lalu di Indonesia belum jelas penyelesaiannya. Upaya penyelesaiannya tidak semata harus melalui jalur yudisial, tetapi juga bisa melalui dialog sejarah sebagaimana di Tulsa.
Tulsa bukanlah satu-satunya pembantaian ras yang tidak diajarkan di sekolah. Kalimat getir ini ditulis laman The Washingtonpost.com satu hari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadiri peringatan 100 tahun pembantaian Tulsa (Tulsa Massacre).
Di kota kedua terbesar Negara Bagian Oklahoma tersebut Biden memproklamasikan bahwa bangsa Amerika tidak akan melupakan peristiwa pembantaian ras di Tulsa pada 31 Mei-1 Juni 1921. Selama dua hari perempuan dan anak-anak menjadi bagian dari 300 warga kulit hitam yang tewas, 700 orang terluka, sementara 10.000 orang lainnya kehilangan tempat tinggal setelah 1.200 rumah dan tempat bisnis mereka hangus dibakar (nationalgeographic.com).