logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKapal Tenggelam ASEAN dan...
Iklan

Kapal Tenggelam ASEAN dan Pilihan Indonesia

ASEAN gagal menindaklanjuti pelaksanaan Five-Point Consensus terkait konflik di Myanmar. Indonesia harus menetapkan pilihan untuk tidak ikut tenggelam dengan kapal ASEAN yang tampaknya akan segera karam.

Oleh
LINA A ALEXANDRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fdSsd7hn1JMc9Nf6RcZHwWESwaM=/1024x588/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F20210613-OPINI-6B-Kapal-Tenggelam-ASEAN-dan-Pilihan-Indonesia_1623596972.jpg
KOMPAS/SUPRIYANTO

Supriyanto

Pertemuan Ketua ASEAN dan Sekjen ASEAN dengan perwakilan State Administration Council, 4-5 Juni 2021, di Naypyidaw telah menimbulkan reaksi negatif terhadap ASEAN. Aksi pembakaran bendera ASEAN dilakukan oleh berbagai pihak prodemokrasi sebagai ungkapan kemarahan dan pupusnya harapan terhadap ASEAN. Dalam pernyataannya, National Unity Government menyatakan institusi ini tidak akan lagi berharap ASEAN akan mampu menolong Myanmar.

Pertengahan Maret 2021, Presiden Joko Widodo mengambil inisiatif mendorong Brunei sebagai Ketua ASEAN untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi yang secara khusus membahas krisis di Myanmar. Meski akhirnya baru terwujud satu bulan kemudian, pertemuan yang menghasilkan Kesepakatan Lima Poin (Five-Point Consensus) memunculkan secercah harapan terhadap ASEAN.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan