logo Kompas.id
OpiniMenggerakkan ”Locavore”
Iklan

Menggerakkan ”Locavore”

Pandemi Covid-19 membuat makanan yang diproduksi secara lokal kian relevan. Bukan hanya mengatasi pembatasan lalu lintas perhubungan-perdagangan, lokalitas juga menekan emisi dan membuat rantai pasok lebih pendek.

Oleh
KHUDORI SP
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xhy-ufLyE_itKn0t5fgQKsK-cn8=/1024x759/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F20210611-OPINI-Menggerakkan-Makanan-yang-Diproduksi-Secara-Lokal_1623426509.jpg
KOMPAS/SUPRIYANTO

Supriyanto

Selalu ada berkah dari setiap bencana. Bencana yang biasa beriring derita tidak melulu identik kemuraman. Selalu ada celah untuk mengukir harapan. Bagai pelita dalam gulita. Begitu pula pandemi Covid-19 yang ”menghajar” hampir semua sendi kehidupan kali ini. Jasad renik, aktor utama pagebluk Covid-19, juga memutus (membatasi) gerak. Interaksi dibatasi. Apalagi yang memicu kerumunan. Dampak dari semua itu, lalu lintas perhubungan-perdagangan antarbangsa terganggu. Rantai pasok lintas negara lumpuh.

Bagi negara-negara importir pangan, Covid-19 bagai malapetaka. Ketergantungan yang tinggi pada rantai pasok pangan global mengekspos mereka pada posisi yang amat rentan. Sebaliknya, bagi negara yang memiliki sumber daya produksi pangan domestik, produksi dalam negeri jadi super penting. Pandemi jadi berkah tak terperi. Salah satunya mengubah pola belanja dan konsumsi. Jika semula biasa belanja bahan pangan berlebih, yang dalam banyak kasus justru tak habis dan jadi busuk (food waste). Kini, belanja kian selektif. Bukan hanya mengendepankan aspek kesehatan, tetapi juga belanja secukupnya.

Editor:
yovitaarika
Bagikan