logo Kompas.id
OpiniKoentjaraningrat , ”Jiwa...
Iklan

Koentjaraningrat , ”Jiwa Feodal, Mentalitas Pegawai, dan Disiplin Nasional”

Banyak sekali upaya-upaya kompleks yang masih perlu dilakukan oleh bangsa Indonesia, khususnya pemerintah, untuk mengatasi berbagai kendala sosial budaya dalam pengamalan Pancasila.

Oleh
KOENTJARANINGRAT
· 1 menit baca

Artikel yang ditulis almarhum Prof Dr Koentjaraningrat (15 Juni 1923-23 Maret 1999),salah seorang guru bangsa, berikut ini pernah terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 1991 yang menyoroti kendala sosial budaya bangsa Indonesia dalam pengamalan Pancasila. Pandangan penulis masih relevan bagi bangsa Indonesia yang sedang berjuang melakukan ”revolusi mental”.  Artikel ini menjadi bahan refleksi budaya sekaligus berdialog dengan sejarah.

https://cdn-assetd.kompas.id/JvwlPVZdvgGHfP4TS0njqueRbtY=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180807_ENGLISH-OPINI_A_web.jpg
DIDIE SW

DIDIE SW

Abdurrahman Wahid benar apabila ia mengatakan, ”sikap hidup feodal tanda primordial paling tinggi” (Kompas, 8 Maret 1990). Dengan kata-kata itu, Ketua PB NU (tiga periode, 1984-1999) itu seakan-akan menyatakan, mentalitas yang sangat mengagungkan kekuasaan dan pangkat tinggi tetap bertahan dalam jiwa bangsa Indonesia pada umumnya karena melalui proses sosialisasinya mentalitas itu sudah tertanam dalam diri seseorang sejak sangat dini.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan