logo Kompas.id
›
Opini›Analisis Indikator Risiko...
Iklan

Analisis Indikator Risiko Covid-19

Evaluasi penanganan pandemi harus terus dilakukan secara baik. Jika ada perubahan kebijakan, seyogianya sejalan dengan perkembangan situasi epidemiologik, serta perlu memastikan adanya keterlibatan masyarakat yang aktif.

Oleh
TJANDRA YOGA ADITAMA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zAkDEPa4TuSJ5SdTkR0dUFM0YDw=/1024x643/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F0b30b27b-adc9-4a2f-b800-b6f5395fed25_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Suasana pelaksanaan tes rapid antigen bagi pengendara dari Pulau Madura di pintu keluar Jembatan Suramadu,  Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/6/2021). Penyekatan dan pemeriksaan intensif bagi pengendara dari Pulau Madura yang menuju Surabaya kembali digencarkan terkait meningkatnya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bangkalan. Data dari pemeriksaan sejak Minggu (6/6/2021) hingga Senin (7/6/2021) dini hari dari total 2.600 pengendara yang diperiksa ditemukan 83 orang dinyatakan positif seusai menjalani tes rapid antigen.

Berita utama Kompas, 7 Juni 2021, menyebutkan bahwa kasus Covid-19 melonjak di provinsi tujuan mudik. Sementara itu, beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin  juga menyatakan kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran masih akan terjadi beberapa waktu ke depan dan diprediksi mencapai puncak pada 5-7 minggu setelah libur Lebaran atau akhir Juni ini.

Hal ini tentu menjadi perhatian utama pemerintah dan kita semua agar kenaikan kasus dapat dikendalikan dengan baik. Salah satu modalitas penting pengendaliannya adalah menerapkan indikator risiko Covid-19 dengan baik, dan ini yang perlu digiatkan beberapa waktu ke depan dengan amat cermat.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan