logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPembelajaran Tatap Muka
Iklan

Pembelajaran Tatap Muka

Pembatasan waktu dan jumlah murid dalam kegiatan belajar-mengajar, vaksinasi kepada semua guru, dan pelaksanaan 5M akan meminimalkan risiko dalam kegiatan pembelajaran tatap muka demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh
FX Triyas Hadi Prihantoro
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VzxDuOb9CsFNyyAEiWD63NCQyuM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F4c2b53b0-1df9-4828-b261-44f3a7739ed6_jpg.jpg
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Suasana ruang kelas di SDN Cideng 07, Jakarta Pusat, Rabu (7/4/2021). Mulai hari ini hingga 29 April 2021, sebanyak 85 sekolah berbagai jenjang di DKI Jakarta melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Sekolah yang dinilai layak melaksanakan pembelajaran tatap muka adalah yang sudah mengisi daftar periksa dan menyerahkannya ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta, kemudian diverifikasi. Isi daftar periksa itu antara lain ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan di sekolah, ketersediaan fasilitas kesehatan, serta pemetaan murid, guru, dan tenaga pendidik dari potensi Covid-19.

Hampir satu setengah tahun dunia hidup bersama Covid-19, termasuk Indonesia. Banyak adaptasi yang harus dilakukan, termasuk dalam kegiatan belajar-mengajar.

Menjadi persoalan serius saat generasi muda (pelajar) harus sekolah dari rumah. Mereka kurang mendapatkan materi pelajaran secara maksimal karena di sisi lain guru pun tidak boleh memberi materi yang membebani.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan