logo Kompas.id
OpiniDunia dalam Kelindan Mitos,...
Iklan

Dunia dalam Kelindan Mitos, dari Virus hingga Sisyphus

Ibarat siklus, varian demi varian virus selalu datang berulang pada periode-periode tertentu kehidupan umat manusia. Karena itu, manusia mau tidak mau memang harus bersiap menghadapi batu nasibnya, laiknya Sisyphus.

Oleh
NI WAYAN IDAYATI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/p7auau6kIjY_Kudj5EoPyfTbGDE=/1024x1602/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200326-Opini-6_web_88402284_1585233548.jpg

Pandemi Covid-19 yang dialami seluruh dunia seolah sebuah siklus yang tidak ada ujungnya. Sesudah virus pertama yang ditemukan di Wuhan menjelang akhir 2019, dalam waktu lebih kurang setahun vaksin berhasil diciptakan. Di Indonesia, vaksin mulai didistribusikan kepada masyarakat pada 2021. Maka, setelah hampir dua tahun berhadapan dengan ancaman Covid-19, masyarakat kita, dan dunia, tentulah berharap pandemi akan segara dapat dilampaui, bahkan mungkin diakhiri.

Namun, belum lagi upaya ”preventif” dan ”perangkat imun” siap, kini muncul aneka varian baru virus Covid-19 yang bermutasi—konon memiliki tingkat penularan lebih tinggi daripada pendahulunya. Ada varian E484K atau Eek yang dilaporkan ditemukan pertama kali di Afrika Selatan dan Brasil, Corona B1525 yang memiliki mutasi ”Eek” E484K terdeteksi mulanya di Inggris, hingga jenis B.117 juga asal Inggris, B.1.351 asal Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda dari India B. 1.617. Di luar itu, mungkin masih ada varian-varian lain yang telah atau tengah bermutasi dan bermigrasi dari satu negara ke negara lain sebelum perangkat kesehatan kita berhasil mendeteksinya.

Editor:
yovitaarika
Bagikan