logo Kompas.id
OpiniEsensi Cinta Kasih dalam...
Iklan

Esensi Cinta Kasih dalam Peringatan Waisak

Tahun ini kali kedua peringatan Waisak nasional di Candi Borobudur ditiadakan karena pandemi Covid-19. Toh, dalam kesederhanaan, kekhidmatan Waisak tak surut.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UM7LzidcyIDijWJ8aaovYrZuMKE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fa7dd7d1a-0180-44bb-b9ba-37883ff24920_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Seorang biksu bersiap mengikuti ibadah Waisak di Wihara Hemadhiro Mettavati, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (26/5/2021). Wihara ini juga melakukan sembahyang peribadatan Waisak yang dilakukan secara daring dan disiarkan langsung untuk umatnya dari rumah di masa pandemi Covid-19.

Di Candi Borobudur, umat Buddha tetap menjalankan upacara puja bakti upasata mandala, dengan hanya diikuti puluhan warga. Setelah puja bakti dilanjutkan dengan pradaksina, yakni tiga kali mengelilingi Candi Borobudur.

Bhante Ditthi Sampano dari Sangha Agung Indonesia menyatakan, Waisak 2565 BE dijalankan dengan protokol kesehatan, sesuai imbauan pemerintah. Umat Buddha yang biasanya berkumpul hingga puluhan ribu di Candi Borobudur, sebagai pusat peringatan Waisak nasional, kali ini tak terlihat. Lebih kurang mirip dengan suasana 2020.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan