logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenjadi Saudara dalam...
Iklan

Menjadi Saudara dalam Kemanusiaan

Narasi makna dua hari besar keagamaan ini menegaskan bahwa Allah yang kita imani solider dengan manusia. Ia tidak pernah tinggal diam dalam zona nyaman kuasaNya. Turut berproses dalam sejarah,dan perjumpaan kemanusiaan.

Oleh
STEPH TUPENG WITIN SVD
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iQ4M9WMKg7NC5ucYtJGuaL4uu1I=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F091beeb8-039d-43b5-b07c-7da651479294_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Jemaat membagikan makanan takjil di halaman GPIB Bukit Moria, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (5//5/2021). Sebanyak 350 paket makanan untuk berbuka puasa dibagikan kepada warga sekitar gereja dan pengguna jalan yang melintas selama bulan Ramadhan.

Hari ini umat Islam merayakan Idul Fitri dan umat Kristiani merayakan Kenaikan Yesus Kristus atau Isa Almasih ke Surga. Perayaan hari besar keagamaan dalam waktu bersamaan amat jarang terjadi. Maka momen perayaan Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih menghadirkan refleksi makna yang memperkaya khazanah peradaban bangsa di tengah pandemi Covid-19 dan bencana alam yang menelan ribuan nyawa, juga memorakporandakan bangunan kehidupan berbangsa.

Lebaran sesungguhnya momen kemenangan batin setelah berpuasa sebulan penuh saat Ramadhan. Kemenangan nurani ini merupakan proses pemurnian spiritualis personal yang akan menggerakkan umat Islam semakin menjadi manusia beriman yang Rahmatan lil Alamin. Rahmat artinya kelembutan atau kasih sayang.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan