Renungan Idul Fitri
Kemenangan Hakiki Idul Fitri
Inti keimanan adalah sabar dan syukur. Amalgamasi dua hal ini akan menjadikan kita memiliki kematangan jiwa, keteguhan hati, dan sikap-sikap lain yang selalu diaktualisasikan dalam keluhuran perilaku sehari-hari.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fd170fb41-736d-45a0-803e-1cfc840f815d_jpg.jpg)
Sejumlah jemaah berzikir di dalam ruang shalat utama Masjid Raya Bandung, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021) dini hari. Mereka melaksanakan iktikaf atau berdiam diri dan beribadah di dalam masjid dalam menyambut 10 malam terakhir Ramadhan.
Umat Islam di Indonesia dua kali merayakan Idul Fitri dalam suasana pandemi Covid-19. Hari raya di tahun ini –sama seperti tahun lalu –umat Islam Indonesia niscaya tetap merayakannya sesuai dengan protokol kesehatan. Misalnya, kita tetap dilarang mudik. Bahkan sampai batas tertentu, larangan ini lebih ketat dibandingkan tahun lalu. Kalau pun sebagian ada yang berhasil mudik, itu dilakukan secara diam-diam atau dengan beragam alasan.
Demi mencegah lonjakan kasus Covid-19, seperti sekarang terjadi di India, pemerintah dengan dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) melarang keras masyarakat mudik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Kemenangan Hakiki Idul Fitri".
Baca Epaper Kompas