logo Kompas.id
OpiniMenyoal Kamus Sejarah
Iklan

Menyoal Kamus Sejarah

Publik berharap penyusunan kamus sejarah lepas dari berbagai kepentingan ideologi, proyek, kelompok, golongan, agama, dan organisasi. Kamus sejarah harus jadi pegangan sahih pencari lema sejarah bangsa Indonesia.

Oleh
Hendri Dalimunthe
· 1 menit baca

Kamus Sejarah Indonesia I dan Kamus Sejarah Indonesia II yang masih draf beredar luas dan menuai kritik banyak pihak. Kamus ini banyak menghapus dan membelokkan sejarah bangsa.

Kamus tidak memasukkan nama pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy’ari. Lema kamus sejarah itu tidak hanya mencederai nahdliyin, tetapi juga mencederai semua warga bangsa. Kealpaan lema kamus tampaknya bukan saja pada biografi, melainkan juga disinformasi pada organisasi, peristiwa, dan bahan tempat sejarah.

Mendikbud-Ristek Nadiem Anwar Makarim—yang sebaiknya segera ”bersih-bersih” kementerian—kemudian mengklarifikasi, menarik peredaran kamus sejarah itu dan berjanji menyusun lema kamus sejarah yang komprehensif. Perlu juga diusut, siapa dan di bagian mana sumber kamus sejarah kontroversial ini.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan