logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPenghentian Bantuan Tunai dan ...
Iklan

Penghentian Bantuan Tunai dan Pemulihan Ekonomi

Tertahannya konsumsi kelompok masyarakat atas dan menengah sedikit banyak akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran.

Oleh
ANWAR ABBAS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/i03IRYZHNb8zD6JMKLqSFwHUW40=/1024x519/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F32211fab-4109-47fc-89be-43c25d4440fa_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana antrean warga mengambil bantuan sosial tunai untuk pencairan bulan Februari di Kantor Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/2/2021). Pencairan bantuan dari pemerintah bagi warga di masa pandemi Covid-19 di wilayah ini melayani sekitar 1.500 warga dari 10 RW dalam 1 hari pelayanan. Banyaknya jumlah warga yang dilayani mengakibatkan antrean panjang di luar pagar kantor kelurahan tersebut. Meski pemerintah telah menerapkan sistem pencairan melalui rekening, sebagian pelaksanaan pencairan secara langsung dilakukan juga di sejumlah wilayah.

Awal bulan ini, pemerintah melalui Kementerian Sosial mengumumkan bantuan sosial tunai atau BST akan berakhir April 2021. Bantuan Rp 300.000 per bulan per keluarga penerima manfaat itu tidak akan dilanjutkan lagi karena keterbatasan anggaran.

Selama ini, pemerintah telah menyalurkan BST lebih kurang Rp 12 triliun per bulan ke sekitar 10 juta keluarga penerima manfaat. BST dimaksudkan sebagai dana bantalan untuk membantu masyarakat miskin dan rentan miskin dalam memenuhi kebutuhan dasarnya selama pandemi Covid-19. Paling tidak, mereka tak kian terpuruk dalam kemiskinannya.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan