logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊParadoks Ramadhan
Iklan

Paradoks Ramadhan

Pada Ramadhan tahun kedua pandemi ini, kita perlu hiasi dengan banyak beramal kebaikan dan menjauhi perilaku yang menjadi paradoks Ramadhan.

Oleh
BIYANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MiUYv8dPN04hTR-bgKNmM7seouw=/1024x596/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F8cc68657-e901-48b2-9d08-56cf3192d8f0_jpg.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Warga melaksanakan ibadah shalat Ashar di Masjid Al Akbar di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021). Terkait bulan Ramadhan, aktivitas ibadah warga meningkat di Masjid Al Akbar. Selain shalat, juga ada tausyiah serta tadarus daring.

Banyak pelajaran berharga yang dapat diperoleh selama kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Di antaranya, pembelajaran tentang nilai-nilai kejujuran, kesabaran, kesederhanaan, solidaritas sosial, serta pengharapan pada pahala dan kenikmatan yang dijanjikan Allah SWT.

Namun, sayang sekali tak semua orang mampu menuai hasil dari pelatihan spiritual melalui ibadah Ramadhan. Bahkan ada sebagian umat yang menunjukkan perilaku bertentangan dengan nilai-nilai Ramadhan. Paling tidak ada tiga jenis perilaku sebagai paradoks Ramadhan yang bisa merusak nilai-nilai ibadah puasa.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan