Ibu Saya Kartini
Jika surat-surat Kartini mengubah kebijakan Pemerintah Hindia Belanda, ibu saya tidak menulis surat di atas kertas. Ia menulis surat-surat lewat ”lelaku” hidup. Suatu hari ia katakan, ”bekerja itu cara belajar terbaik”.
Jika dibandingkan Raden Ajeng Kartini, ibu saya bukan siapa-siapa. Ni Nyoman Loten cuma pensiunan guru sekolah dasar, pernah menjalani hidup sebagai petani, kini berdagang kecil-kecilan di pasar desa. Ia lahir tahun 1939, artinya usianya kini sudah mencapai 82 tahun!
Harus diakui, ini usia yang sangat sepuh untuk seseorang yang masih terus berjuang dari pukul empat subuh sampai sore hari. Ia akan bersungut-sungut, jalan setapak demi setapak mencapai pasar desa yang jaraknya kira-kira 1 kilometer. Sekitar pukul 10.00 ia sudah kembali ke rumah. Bukan untuk beristirahat, tetapi meneruskan pekerjaannya membuat jajan-jajan khusus untuk upacara.