logo Kompas.id
OpiniPenanganan Konflik Sosial dan ...
Iklan

Penanganan Konflik Sosial dan Optimalisasi Pemolisian Masyarakat

Pembentukan Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial yang dirancang secara serius dan matang dapat menjadi harapan di tengah masifnya konflik sosial.

Oleh
SELMA THEOFANY
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CNuwMv7SV00juRB8V2hLHSAAr7s=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_8093862_54_0.jpeg
Kompas

Areal persawahan di lembah perbukitan barisan Sumatera Desa Perentak, Sungai Manau, Merangin, Jambi, berubah menjadi tambang emas liar dalam 2 tahun terakhir. Aktivitas yang mendatangkan puluhan alat berat tersebut mencemari air sungai sebagai hulu Sungai Batanghari. Fenomena baru ini sekaligus menumbuhkan konflik sosial di wilayah tersebut. Gambar diambil Rabu (23/7/2014).

Gagasan pembentukan Tim Terpadu Penangangan Konflik Sosial diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam acara “Sinergitas Penanganan Konflik Sosial” di Banjarmasin (1/4/2021). Dilansir oleh Kompas (2/4/2021), tim ini memiliki tugas mengidentifikasi kepentingan dan kepentingan umum yang menjadi dasar sistem penanganan konflik.

Pernyataan ini disampaikan di depan perwakilan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) berbagai daerah untuk menyikapi potensi konflik sosial di Indonesia. Kesadaran terhadap urgensi pemerintah bertindak proaktif dengan membuat suatu tim khusus patut diapresiasi.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan