logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊInovasi Disrupsi dan Ikhtiar...
Iklan

Inovasi Disrupsi dan Ikhtiar Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi bagi riset dan inovasi untuk mengatasi COVID-19. Maka untuk memberantas TBC komitmen pendanaan pemerintah untuk riset dan inovasi perlu diduplikasi.

Oleh
ARI PROBANDARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SvmNX6LGz0P-Z5T_r2zPllj8sg8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F17c156f5-5386-4c1a-b49e-ecff5ccc1674_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Cirebon mengantre untuk menjalani pemeriksaan tuberkulosis dan HIV di Auditorium Adang Hamara Lapas Narkotika Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020). Sebanyak 200 warga binaan menjalani pemeriksaan tersebut. Penularan tuberkulosis rentan terjadi di Lapas tersebut karena jumlah tahanan melebihi kapasitas dan sirkulasi udara yang minim.

Penyakit tuberkulosis (TBC) telah ada sejak zaman Mesir kuno, namun penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di berbagai negara. Indonesia merupakan negara ranking ke-2 beban penyakit TBC tertinggi (WHO, 2020). TBC juga merupakan satu dari lima penyebab utama beban penyakit di Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia, 2019). TBC juga menyebabkan biaya katastropik pada 36% rumah tangga di Indonesia (Fuady et al., 2018). Infeksi TBC tanpa gejala (TBC laten) merupakan tantangan baru dalam memberantas penyakit ini.

Upaya pengendalian

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan