logo Kompas.id
OpiniMerawat Solidaritas Rakyat
Iklan

TAJUK RENCANA

Merawat Solidaritas Rakyat

Di tengah kuatnya tarikan individualisme, primordialisme, ataupun sektarianisme, kian besar tantangan bagi Ibu Pertiwi untuk terus menjaga solidaritas tumbuh subur di Nusantara.

Oleh
REDAKSI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/aXGz9OMolCW7WfgQUzwBWYjSAcY=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F20210407WEN1_1617776927.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Warga membawa bantuan yang akan dibawa untuk kerabat mereka yang menjadi korban banjir bandang di Desa Waiwerang, Kecamatan Flores Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (7/4/2021).

Bencana datang silih berganti menerpa seluruh negeri, mulai dari pandemi hingga gempa bumi. Namun, situasi sulit tak membuat solidaritas rakyat menjadi mati.

Solidaritas sosial justru semakin tumbuh subur, bak jamur di musim hujan, hingga ke pelosok-pelosok negeri dari barat sampai timur. Ketika banjir bandang melanda Bima, Nusa Tenggara Barat, pekan lalu, warga dari banyak daerah tak terdampak langsung turun tangan sukarela mengirimkan bantuan, meski harus menempuh puluhan kilometer dengan bersepeda motor. Berbagai lapisan warga menggalang dana bantuan.

Editor:
haryodamardono
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Merawat Solidaritas Rakyat".

Baca Epaper Kompas
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...