logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKontraterorisme Berbasis...
Iklan

Kontraterorisme Berbasis Jender

Semestinya kebijakan kontraterorisme seperti analisis ketimpangan struktur sosial yang mencakup budaya patriarki, kemiskinan, rendahnya akses pendidikan dan diskriminasi pada perempuan melibatkan partisipasi perempuan.

Oleh
MILDA ISTIQOMAH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jMzwppnXvExWJruNJ9aVs8H8mXc=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F8d397312-39bf-42d3-a4f8-586e5bb0c083_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Warga menonton di pinggir jalan saat polisi menggeladah tempat tinggal terduga teroris di Jalan Raya Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Selain di kawasan Condet, penggeledahan juga dilakukan di sebuah bengkel di Jalan Raya Cikarang-Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Dari dua lokasi penggeledahan tersebut polisi mengamankan 4 orang terduga teroris dan ditemukan 5 bom aktif dalam bentuk kaleng bersumbu dengan bahan berjenis TATP (triaceton triperoxide).

Ibarat api dilawan dengan api. Ketika mempertimbangkan formulasi kebijakan kontraterorisme oleh negara menghadapi teror saat ini, warna kekerasan terasa begitu tebal dan mengedepan.

Akibatnya, berbagai kalangan yang termarjinalkan seperti subyek perempuan dan anak dalam lingkaran teror kian berada pada posisi rentan termanipulasi oleh aktivitas teror yang bersumber dari ekspresi kuasa patriarki. Pada titik inilah perspektif jender yang peduli subyek terpinggirkan perlu ditampilkan sebagai narasi utama dalam pendekatan kontraterorisme.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan