logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMewaspadai Siklon Tropis
Iklan

Mewaspadai Siklon Tropis

Duka mendera Pulau Adonara dan sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat akibat amukan bibit siklon tropis,  Minggu (4/4/2021).

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/N73YQpjmHJsX71rZ-_bP_bNP8Dw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F47581fe4-758b-47ee-989e-7885ed9bf655_jpeg.jpg
AFP/Joy Christian

Lanskap salah satu desa di Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang dipenuhi oleh bebatuan dan batang-batang pohon tersapu banjir bandang, Minggu (4/4/2021). Bibit siklon tropis yang muncul di sekitar perairan Nusa Tenggara Timur memicu bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur.

Bibit siklon mesti diwaspadai sebab bisa menguat dan berkembang menjadi siklon tropis. Fenomena cuaca ini harus kian kita cermati. Saat matahari semakin menjauh ke utara semenjak 21 Maret lalu, masih meninggalkan fenomena cuaca musim hujan, yang secara tradisional pada kurun Oktober sampai April. Dalam konteks perubahan iklim dan pemanasan global, cuaca akan cenderung ekstrem, dan harus kita waspadai.

Alih-alih mereda, curah hujan justru mencapai level tertinggi di Indonesia. Di NTT, misalnya, Sabtu dan Minggu (3-4/4), hujan dengan curah hujan tertinggi terekam Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Kupang, yakni 241 milimeter.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan