logo Kompas.id
›
Opini›Benahi Program Vaksinasi
Iklan

Benahi Program Vaksinasi

Pemerintah perlu untuk segera mengevaluasi dan mengubah pendekatan program vaksinasi agar dapat lebih cepat menjangkau lebih banyak warga. Ketertiban berlebihan dalam pendataan jangan sampai mengganggu kelancarannya.

Oleh
SYAFIQ BASRI ASSEGAFF
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fguuSYeJdLl0Zl48yPAydENL3gg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F0ce4f2b4-37be-4259-bc92-a3aa9bc8b55d_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Lansia mengikuti vaksinasi massal di Balai Besar Pelatihan Kesehatan di Jakarta, Rabu (24/3/2021). Animo lansia yang mengikuti vaksinasi massal Covid-19 cukup tinggi.

Program vaksinasi terbesar dalam sejarah sedang berlangsung. Hingga 20 Maret, Bloomberg mencatat lebih dari 420 juta dosis sudah disuntikkan di 133 negara, dengan kecepatan hampir 10 juta dosis sehari. Negara padat populasi seperti China sudah menyuntikkan 65 juta dosis bagi 2,3 persen penduduk, India 41 juta dosis (1,5 persen penduduk), dan Brasil 15 juta dosis (3,7 persen penduduk). Sejauh ini, Indonesia baru menyuntikkan 7,3 juta dosis bagi 1,4 persen penduduk.

Namun, kita belum bisa memastikan Covid-19 akan sirna. Sebaliknya, penyakit ini akan bertahan selama beberapa tahun ke depan dan tampaknya akan berubah menjadi endemi di sebagian negara—bukan lagi pandemi (yang mendunia). Vaksin bisa menyelamatkan kita, menghambat wabah serta konsekuensinya sehingga memberi kesempatan untuk melonggarkan pembatasan atau lockdown.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan