logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMyanmar: Kaum Muda vs Militer
Iklan

Myanmar: Kaum Muda vs Militer

Penting bagi dunia luar untuk mendengarkan suara rakyat yang tertindas, dan menunjukkan solidaritas, serta dukungan pada mereka untuk menghentikan pembunuhan kekerasan dan pembunuhan brutal oleh militer.

Oleh
TRIAS KUNCAHYONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tyH7oJmzs0qlhJKjK4ztjnz_WI4=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fa65e3627-1bec-4d58-afa6-282fd697cdcd_jpg.jpg
AP

Pengunjuk rasa antikudeta berjalan melewati mural Presiden Myanmar yang digulingkan, Win Myint (kanan), dan pemimpin Aung San Suu Kyi di Yangon, 17 Maret 2021.

Sudah hampir dua bulan kebrutalan dan kekejaman militer berlangsung di Myanmar sejak mereka merebut kekuasaan dari tangan sipil, pada 1 Februari 2021. Korban tewas terus berjatuhan di pihak rakyat. Mereka tewas ditembus peluru tentara. Hingga Kamis (18/3/2021), menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok hak sipil di Myanmar, warga sipil yang  tewas mencapai 224 orang dan 2.258 orang ditahan!

Menyaksikan semua itu, dunia seperti terpana. Bingung mau berbuat apa. Apalagi berbagai seruan dan ancaman sanksi terhadap Myanmar tak dipedulikan sama sekali oleh militer yang berkuasa. Dunia yang semestinya membantu seperti telah kehilangan akal menghadapi kebrutalan dan kenekatan militer.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan