logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKesusastraan Membangun...
Iklan

Kesusastraan Membangun Nasionalisme

Pelajaran sastra bukan sekadar masalah mengenal sastra dan literasi. Membaca karya sastra adalah kegiatan yang positif dan serba guna untuk membangun generasi muda.

Oleh
APSANTI DJOKOSUJATNO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Bru1YBytFWkbBjpUOh6O0il-rJM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FPRAMOEDYA-ANANTA-TOER-1-06X2.jpg
Kompas/Johnny TG

Dengan senang hati, Pramoedya Ananta Toer melayani permintaan tanda tangan di dalam buku karyanya usai acara peluncuran lima bukunya, Sabtu (11/5/2002), di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Kelima buku tersebut adalah Korupsi, Cerita dari Jakarta, Mereka yang Dilumpuhkan, Perburuan, dan Arok Dedes.

Meskipun para dosen dan pejabat sudah mulai gemar berpuisi ria, ternyata banyak yang lupa dan tidak tahu bahwa sastra bisa digunakan untuk menanamkan kebangsaan.

Saya mencoba mengingatkan bahwa Rusia sebelum Perestroika, ketika masih dikuasai komunisme, pemuja materialisme dialektik versi Marx, menempatkan sastra pada jajaran suprastruktur. Oleh karena itu, negara tersebut begitu waspada mengontrol dengan ketat penerbitan karya sastra.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan