logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKrisis Ekologi dan Pemulihan...
Iklan

Krisis Ekologi dan Pemulihan Posisi Perempuan Pedesaan

Ketimpangan struktur agraria terhadap perempuan bukan hanya berdampak pada keterbatasan akses dan kontrol perempuan atas pengambilan keputusan yang memengaruhi hidupnya, tetapi juga kerentanan dari diskriminasi.

Oleh
DEWI KARTIKA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iAGS7naZXvHrHeLvu2hGiHh08Ik=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F5e9ecacf-e70a-4e94-be60-20535bcdb18f_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Buruh tani perempuan makan siang seusai menanam benih padi varietas IR 42 yang berumur 25 hari di areal persawahan Desa Sumbereja, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/2/2021).

Pengalaman pandemi mengajarkan bahwa pemenuhan hak atas pangan warga negara yang dipasok oleh sistem produksi pangan nasional dengan tulang punggung petani sangat penting. Sebab, pandemi dengan pembatasan sosialnya telah menurunkan kemampuan pemenuhan pasokan pangan, importasi pangan pun terganggu.

Jauh sebelum pandemi, perempuan pedesaan memiliki peran penting dalam produksi dan pemenuhan hak atas pangan. Pada situasi tersebut, bersembunyi beban ganda mereka, mulai dari kerja produktif dunia pertanian, mengolah hasil panen, hingga kerja domestik lainnya.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan