logo Kompas.id
OpiniRelevansi Simbolisme ”Kayon”...
Iklan

Relevansi Simbolisme ”Kayon” dalam Pembangunan

Etika biosentrisme yang memahami bahwa manusia dan semesta sebagai sebuah kesatuan yang organismik sangat relevan untuk menjaga lingkungan hidup. Kayon simbol kearifan lokal atas pemahaman siklus hidup dalam harmoni.

Oleh
PURNAWAN ANDRA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6RKZObjxGwnInq_SP7dY5Rmp8CM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F4bc042cc-e94a-496f-9263-a9320b1f7326_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Guru Agung Sudarwanto, dengan memegang gunungan kayon, memimpin pementasan wayang kulit bertema pandemi di atap SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/10/2020).  Pementasan itu menjadi salah satu sarana perwujudan ekspresi seni para pengajar sekolah itu di tengah kegiatan mengajar daring selama pandemi.

Kita mengenal ”kayon”, bentukan bahan kulit yang melambangkan gunung dalam pewayangan itu. Di dalamnya tergambar pohonan rindang dengan cabang yang merangkul dan pucuk yang tinggi menyembul dalam ukiran yang renik: sesuatu yang teduh.

Di kerimbunan yang agung itu, seperti hidup sebuah wilayah kehidupan yang lain, yang berlangsung tenang dan syahdu—ada burung merak di antara harimau, banteng dan kera, juga gapura dengan tempat kunci berbentuk teratai. Simbolisme yang dikandungnya melampaui imaji yang kerap dibayangkan tentang kualitas hidup secara horisontal dan vertikal.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan