logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊBanjir dan Pandemi
Iklan

Banjir dan Pandemi

Karena banjir sebagai peristiwa alam bisa diprediksi dan dicegah, berbagai upaya preventif perlu dilakukan. Jika sikap terhadap gejala alam yang kasatmata sulit, bagaimana sikap terhadap hal tidak kasatmata.

Oleh
Yes Sugimo
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RFqg-gT9oA5kCfJL8wdURjNnBIo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Ff4c5cbb3-25e3-4c1d-b00c-2114360c3b6b_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Banjir masih menggenang di salah satu jalan dekat Jalan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021). Banjir yang dipicu hujan lebat pada Selasa (23/2/2021) sore kian meninggi pada Kamis (25/2/2021). Pada Jumat siang hingga sore, meski cuaca cerah, genangan di wilayah tersebut belum surut signifikan.

Tanpa pandemi, banjir sudah menimbulkan penderitaan, apalagi sekarang. Banjir terjadi saat pandemi Covid-19 sehingga penanganan harus sangat hati-hati.

Pandemi tidak bisa diprediksi, terjadi begitu saja langsung menyerang kehidupan. Namun, banjir sangat bisa diprediksi dan dimitigasi. Membuang sampah sembarangan, penumpukan lumpur di selokan, dan penutupan selokan dengan cor semen permanen membuat air tidak mengalir. Intinya, banjir bisa diantisipasi sejak dini.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan