logo Kompas.id
OpiniKontroversi Kiblat Sebuah Kota
Iklan

ePILOG

Kontroversi Kiblat Sebuah Kota

Pada akhirnya, Eiffel dan Garuda Wisnu Kencana bermanfaat atau tidak tergantung dari cara kita mempersepsi kehadirannya di masa kita masih diberi kesempatan untuk hidup.

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/vDGKQq98jwqmfgI6sQonIAQUOhU=/1024x1099/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F20190806iam-CAN-drawing_1565107548-e1589877272563.jpg
Kompas

Putu Fajar Arcana, wartawan Kompas

Ide besar yang menerobos kemapanan nyaris selalu menimbulkan kontroversi. Di tangan seorang seniman genius, ide tak berhenti pada narasi sebuah gagasan, tetapi menjadi karya yang sering kali distigma karena dianggap ”angkuh” dan menyalahi pakem. Dalam logika itu, bolehlah kita sandingkan arsitek Gustave Eiffel dengan pematung Nyoman Nuarta.

Gustave dicemooh habis-habisan karena proposalnya membangun Menara Eiffel dianggap mahal dan aneh, serta menyalahi pakem pendirian bangunan-bangunan tinggi di Perancis. Bahkan, proposalnya membangun menara saat Pameran Universal tahun 1888 di Barcelona, Spanyol, ditolak mentah-mentah pemerintah setempat.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan