Tajuk Rencana
Kita dan Kecerdasan Buatan
Mulai dari layanan individu, korporasi, operasi pabrik dan manufakturing, bahkan peperangan kelak akan berciri otomasi yang bertumpu pada kecerdasan buatan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F9b186a04-4017-4c8a-bf01-4d21b0bd0a33_jpg.jpg)
Robot Sophia yang didukung teknologi kecerdasan buatan menjalani wawancara khusus dengan media pada 2019 CSIS Global Dialogue di Jakarta, 16 September 2019.
Kalau kita berpandangan, di dunia manusia bisa membanggakan diri sebagai makhluk cerdas, kini anggapan itu justru ditantang oleh ciptaan manusia yang amat cerdas.
Boleh jadi ciptaan itu akan mengungguli penciptanya suatu saat nanti. Bahkan, setelah mewacanakannya sejak abad ke-20, ihwal kecerdasan buatan (KB) atau artificial intelligence (AI) kian bergaung di paruh dekade kedua abad ke-21. Ketika Klaus Schwab mengangkat tema ”The Fourth Industrial Revolution” di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, tahun 2016, muncul AI/KB sebagai sebuah terobosan teknologi bersama robotika, internet of things, kendaraan otonom, cetak tiga dimensi, teknologinano, bioteknologi, sains material, penyimpanan energi, dan komputasi kuantum.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Kita dan Kecerdasan Buatan".
Baca Epaper Kompas