Seni Merawat Kegembiraan
Seni tak pernah mati. Makin terasa dibutuhkan dan berdaya justru di saat situasi berat membelenggu dan mengimpit. Seni merawat kegembiraan.
Covid-19 mencekam dunia sepanjang tahun 2020. Selain jutaan nyawa hilang, kontraksi ekonomi, pengangguran, dan meningkatnya kemiskinan global, varian baru korona mendatangkan kecemasan tersendiri di awal tahun 2021 ini. Walau kecemasan tak kunjung henti, manusia tak tinggal diam dan selalu punya cara mengatasi dan mencicil rasa cemas atau gelisahnya. Salah satu yang dominan adalah lewat ekspresi seni.
Seni โmewabahโ terutama saat lockdown pandemi Covid-19. Di media sosial bertebaran sekian ekspresi seni mulai dari yang vulgar (spontan) hingga tertata serius. Lagu, puisi, tarian, lukisan, video tumpah ruah. Seni jadi pilihan untuk mengekspresikan kecemasan, kegetiran, duka, kesuntukan, kejenuhan, dan harapan. Kanal pelepasan (sejenak) segala yang berkecamuk di pikiran dan hati, segala yang terasa menekan serta memerangkap ruang gerak manusia.