Kebertahanan Seni Virtual Masa Pandemi
Panggung dan kerumunan penonton sudah saatnya bukan menjadi persoalan dalam kesenian. Seniman tradisional penting mempertimbangkan sifat plastisitas seni virtual ini dalam berkarya.
Medium virtual menjadi siasat determinan ketika seni harus beradaptasi dengan pandemi ini. Pandemi telah mempertemukan kehidupan seni dengan trajektori yang dibangun melalui model mekanisme jaringan digital (cyberspace). Di dalam platform digital inilah seniman memiliki alternatif ruang untuk menyatakan gagasan dan imajinasi artistiknya.
Meski di dalam ruang maya ini tak sepenuhnya memuaskan hasrat pengalaman estetis baik seniman maupun penikmat seni, medium ini justru terus dikembangkan sebagai sebuah wadah terbuka yang akan terus diisi dengan ide-ide dan gagasan yang baru.