logo Kompas.id
Opini”Quo Vadis”...
Iklan

”Quo Vadis” Kemandirian/Kedaulatan Kedelai Indonesia

Varietas kedelai lokal unggul harus terus dikembangkan oleh lembaga-lembaga penelitian agar Indonesia dapat meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan.

Oleh
BUDI SETIADI DARYONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KKJLMr3fEBXmblOA0GAQaRsWGDI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F0d866488-c14f-43a9-b3f1-5f8fe781649b_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pekerja mengemas kedelai impor untuk diproduksi menjadi tempe di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tempe di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (10/11/2020). Harga kedelai impor yang terus naik memberatkan UMKM yang menggunakan bahan dasar kedelai seperti usaha tempe dan tahu.

Merdeka dari segala aspek penjajahan telah dicita-citakan bangsa Indonesia sejak era proklamasi, begitu pula merdeka dari penjajahan ketergantungan impor.

Sejak 1960 dalam catatan perdagangan luar negeri, kegiatan impor telah dilakukan negara kita dan menjadi kegiatan rutin hingga saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas bahan pangan yang banyak diimpor oleh Indonesia, antara lain, adalah gandum, bawang putih, jagung, kacang tanah, dan terutama kedelai.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan