logo Kompas.id
OpiniMembaca Tanda-tanda Alam
Iklan

Surat Pembaca

Membaca Tanda-tanda Alam

Kita tidak terbiasa membaca tanda-tanda alam. Menganggap bencana dalam skala kecil sebagai rutinitas tahunan. Padahal, dari yang kecil tersebut, kalau tidak segera ditanggulangi, segera membesar.

Oleh
Pramono Dwi Susetyo
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/B0Z1ER_6Q0wHTPEJJsHR9_BiaIU=/1024x3062/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2F20201220-H25-ANU-Ibu-bumi-mumed_1608482626.jpg

Kasus tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021), sangat memprihatinkan. Korban yang meninggal, luka-luka, ataupun yang belum ditemukan cukup banyak. Bencana ini disusul bencana banjir di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan seterusnya.

Bukankah Januari 2021 adalah puncak musim hujan? Seharusnya daerah yang menjadi langganan bencana banjir dan tanah longsor sudah siap menghadapinya. Di sisi lain, muncul pertanyaan, apakah skala dan luasan bencana makin membesar dan meningkat?

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Membaca Tanda-tanda Alam".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan