logo Kompas.id
›
Opini›Memahami Gempa Majene
Iklan

Bencana Alam

Memahami Gempa Majene

Gempa utama di Majene magnitudo 6,2 memiliki penurunan tegangan yang tinggi dan aftershocks yang sedikit, maka mengarah pada sebuah rekomendasi bahwa gempa yang terjadi mungkin tak akan diikuti gempa besar besar susulan.

Oleh
DARYONO
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/dgtjQd6ibN7k7tzli5QfX7A8VHQ=/1024x1050/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210115-ADI-Gempa-Majene-Mumed_1610686324.png

Belum usai pemberitaan bencana tanah longsor di Sumedang dan banjir di Kalimantan Selatan yang menelan korban jiwa cukup banyak, kita dikejutkan oleh gempa kuat yang melanda Majene, Sulawesi Barat. Gempa magnitudo 5,9 dan 6,2 yang terjadi 14-15 Januari 2021 ini merusak ribuan rumah, menelan korban jiwa puluhan orang meninggal dan ratusan luka-luka.

Bagi para ahli kebumian, terjadinya gempa merusak di Majene bukan hal aneh. Secara tektonik, wilayah pesisir dan lepas pantai Sulawesi Barat terletak di zona jalur lipatan dan sesar (fold and thrust belt).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Memahami Gempa Majene".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...