Tajuk Rencana
Kekuatan Asing di Lautan Kita
Meskipun bangsa ini mengaku sebagai bangsa bahari, bahkan nenek moyangnya adalah orang pelaut, sudah sejak lama lautan negeri ini disinggahi dan dijarah oleh kekuatan asing.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2Fdbb1569e-f58a-400c-aff3-c3a843e33d31_jpg.jpg)
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengangkat pemimpin KRI yang baru dalam Upacara Hari Armada RI di Dermaga Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, 7 Desember 2020. Pada saat bersamaan, diresmikan tujuh KRI, terdiri dari tiga KRI pengangkut tank dan empat KRI Patroli Cepat.
Jalesveva Jayamahe. Di lautan kita jaya. Moto TNI Angkatan Laut itu diambil dari semangat armada laut Majapahit yang menguasai lautan Nusantara pada masa lalu.
Namun, harus diakui, kini tidak mudah mewujudkan semboyan itu di lautan kita. Meskipun bangsa ini mengaku sebagai bangsa bahari, bahkan nenek moyangnya adalah orang pelaut, sudah sejak lama lautan negeri ini disinggahi dan dijarah oleh kekuatan asing. Kerugian negara ini akibat pencurian ikan oleh kapal-kapal asing setiap tahun tak kurang dari 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 282,56 triliun.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Kekuatan Asing di Lautan Kita".
Baca Epaper Kompas