logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊAnosmia Berlalu, Parosmia...
Iklan

Anosmia Berlalu, Parosmia Menjelang

Meski merupakan gejala Covid-19 cukup ringan, gangguan saraf penciuman berupa anosmia dan parosmia bisa menurunkan kualitas hidup. Kabar baiknya, gangguan itu bisa berangsur hilang. Bagaimana caranya?

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/R8nYDIpitYUMBZTGlhel2h0bcFM=/1024x1024/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F2020325iam-ATIKA_1585146814.jpg
DRAWING/ILHAM KHOIRI

Atika Walujani Moedjiono, wartawan Kompas

Setelah sembuh dari Covid-19 yang salah satu gejalanya berupa anosmia, beberapa orang mengalami parosmia. Setidaknya hal itu dilaporkan di Inggris dan Amerika Serikat.

Anosmia adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi sensasi penciuman. Sedangkan parosmia adalah distorsi atau persepsi pengalaman penciuman yang tidak menyenangkan terkait bau. Pada parosmia, begitu mereka mampu menghidu, bukan bau yang biasa mereka kenal yang tercium, melainkan bau menyimpang yang tak tertahankan.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan