logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บAgama dan Tanggung Jawab...
Iklan

Agama dan Tanggung Jawab Sosial

Kesucian sebuah agama terbukti dari penampakan kehidupan sosialnya yang damai, penuh cinta, dan mengejar kebaikan bersama berdasarkan pada deskripsi empirik hic et nunc.

Oleh
DONY KLEDEN
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dFbI977MjZLC0Qp0Lp9udeMlSv8=/1024x647/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F34af1500-fb01-419b-b77f-26a1d0097d3b_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Mural bertema toleransi beragama tergambar di dinding sebuah rumah di kawasan Meruyung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/9/2020).

Mahatma Gandhi pada akhir sebuah ceramah politiknya mengatakan, โ€Bagi saya Tuhan dan kebenaran cinta merupakan istilah yang dapat digantikan satu dengan yang lain. Jika ada yang mengatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tidak cinta atau tidak benar atau yang menyiksa, saya tidak akan sudi mengabdi kepada-Nya. Oleh sebab itu, dalam politik, kita juga harus membangun kerajaan surgawi.โ€ Ini adalah kata-kata Mahatma Gandhi yang pada pokoknya mau memenangkan cinta dalam hidup manusia beragama.

Dalam nada yang sama, Berger (1976), dalam refleksi religiusnya mengatakan, โ€agama hendaknya membentuk kognisi masyarakat dan menjadi pedoman yang memberi arah bagi pola tingka laku dan corak sosial. Berger sebenarnya mau membidik bagaimana agama itu memijakkan dirinya pada realitas sosial, pada realitas untuk menggapai kehidupan yang akan datang. Dengan demikian, agama tak mungkin melepaskan diri dari tanggung jawab sosial.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan