logo Kompas.id
OpiniMenangkal Kalabendu
Iklan

Demokrasi

Menangkal Kalabendu

Di satu sisi, negara bekerja keras menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik di tengah pandemi. Di lain sisi, masyarakat terbelah secara politik dan muncul banyak pecundang yang mengail di balong keruh.

Oleh
BONI HARGENS
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/QBtWxGnZf-UCRmRS48KFkXY5Cpc=/1024x744/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201130-Opini-7_web_1606746653.jpg

Orang gelisah melihat kerumunan besar pada masa pandemi Covid-19. Negara dituntut bertindak hitam-putih. Di Kalimantan Barat, pasukan ”Merah” bahkan ikut mengamuk. Demokrasi mutakhir mengalami turbulensi keras.

Murka sosial membeludak di mana-mana. Marah dan kalut merasuki orang di banyak tempat, bahkan jauh sebelum Covid-19 muncul di Wuhan, China, paruh akhir 2019. Kalau berpaling ke falsafah Jawa, mungkin ini ”zaman edan”-nya Raden Ngabehi Ranggawarsito (1802-1873) atau era Kalabendu dalam Jangka Jayabaya. Ada kehancuran akibat manusia memuja hal yang fana sebagai tujuan ontologis keberadaannya.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Menangkal Kalabendu".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...