logo Kompas.id
OpiniKepergian Seorang ”Mesias”
Iklan

Kepergian Seorang ”Mesias”

Diego Maradona telah tiada, tapi ia tak pergi karena ia adalah abadi. Itulah kata-kata Lionel Messi. Kata yang mengungkapkan kesedihan tentang kematian, tapi sekaligus juga keyakinan bahwa Maradona adalah keabadian.

Oleh
Sindhunata
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-NZD3ZdMgoF_BVmJeIQTUBPGkSM=/1024x1365/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fkompas_tark_24529070_3_0_29112020_1606620589.jpeg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sindhunata

Kematian Maradona memang menyibakkan kembali bahwa sepak bola bukan sekadar sepak bola. Sepak bola sungguh bersentuhan dengan yang transenden, semacam ”agama” yang mencuat di tengah sekularisme, fenomena ritual manusiawi di tengah ritualitas agama yang kering, kaku, dan tidak memberi alternatif bagi hidup.

Kata teolog Eckhard Bieger, sepak bola adalah pertaruhan, yang tidak bisa dipastikan. Sebuah kesebelasan mempunyai peluang tapi kalah, sementara lawannya minim penguasaan bola tapi menang. Tak sedikit fans bola yang percaya, itu bisa terjadi karena adanya campur tangan kekuatan di luar manusia. Kekuatan itu seperti dewa nasib, yang kadang-kadang tidak adil.

Editor:
marcellushernowo
Bagikan