logo Kompas.id
OpiniAsesmen di Masa Tidak Normal
Iklan

Asesmen di Masa Tidak Normal

Fokus pembelajaran masa darurat saat ini adalah kompetensi dan ”skill” yang mampu menolong peserta didik untuk bersaing. Bukan hanya kemampuan literasi, matematika, dan sains, tapi yang utama ”soft” dan ”hard skill”.

Oleh
ETTI SUTRIANTI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/v1zV8fVxjc_jw0zBrc2nVUd2P3U=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FIMG_20191203_155128_1575371997.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam peluncuran hasil tes Program Asesmen Siswa Internasional (PISA) di Jakarta, Selasa (3/12/2019), menekankan pemelajaran yang banyak membaca sesuai minat siswa untuk mengembangkan literasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melaksanakan Asesmen Nasional (AN) pada 2021. Asesmen ini merupakan pengganti Ujian Nasional (UN) dan dikatakan sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Asesmen Nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Apakah asesmen capaian pendidikan pada masa ”tidak normal” ini akan efektif? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan tepat jika kita mengacu kepada kondisi dan fakta berjalannya proses pendidikan di sekolah atau di lingkungan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan