logo Kompas.id
OpiniPandemi, Energi Terbarukan dan...
Iklan

Pandemi, Energi Terbarukan dan Penciptaan Lapangan Kerja

Transisi energi merupakan investasi di lapangan kerja, pertumbuhan, dan di masa depan yang stabil dan tangguh. Negara-negara ASEAN—termasuk Indonesia—bisa menempatkan diri di garda terdepan masa depan yang berkelanjutan.

Oleh
FRANCESCO LA CAMERA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zSURvccwK3Mz2eD66DWLSYKTYI8=/1024x553/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Ff9c39fc0-ce9a-45f1-abe2-f381a100d095_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Foto udara yang memperlihatkan hunian warga di bantaran Kali Ciliwung di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (12/11/2020). Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim menjadi faktor yang akan meningkatkan angka kemiskinan pada tahun 2020 dan 2021.

Belum pernah ada masa sepenting sekarang untuk merangkul masa depan rendah karbon di Asia Tenggara. Covid-19 mengingatkan kita akan potensi bencana akibat ancaman seperti pandemi global dan akan potensi bahayanya bumi yang semakin panas. Agar terjadi pemulihan yang adil, berkesinambungan, dan mampu mencegah kehancuran akibat perubahan iklim, saat ini juga dibutuhkan intervensi kebijakan yang cepat terlaksana dan berwawasan ke depan.

Setiap negara di dunia bisa mengarungi masa yang memprihatinkan ini menuju kestabilan, kemakmuran, dan ketangguhan dengan merangkul masa depan rendah karbon. Paket-paket stimulus nasional yang dirancang untuk membangkitkan ekonomi pascapandemi harus disusun berdasarkan transisi energi, selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan serta Perjanjian Iklim Paris.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan